Dalam kehidupan dunia, kita dikelilingi oleh hal-hal atau benda-benda yang kita klaim sebagai milik kita. Keluarga, rumah, pekerjaan, panca indera, harta, ilmu pengetahuan, keahlian, dan lain sebagainya semua kita sebut sebagai milik kita. Tapi benarkah itu semua milik kita? Sejak kapan semua itu menjadi milik kita?
Hal ini sering kita lupakan. Kita sering lupa bahwa kita bukanlah pemilik mutlak, sampai-sampai bersikap seolah-olah kitalah pemilik sepenuhnya segala hal yang kita anggap hak milik. Sehingga, kita memperlakukannya sesuai dengan selera dan nafsu duniawi, bukan disesuaikan dengan keinginan sang pemilik mutlak, yaitu Allah SWT.
Hal ini juga terjadi pada harta. Kita sering lupa bahwa ia hanyalah titipan dari Allah SWT. Di balik itu sebenarnya ada tanggung jawab, ada amanah, bahkan ada sebagian darinya milik orang lain yang harus kita tunaikan haknya.
Ada beberapa hal yang harus diingat oleh umat Islam dalam menyikapi harta benda, yaitu:
Pertama, harta adalah anugerah dari Allah yang harus disyukuri. Tidak semua orang mendapatkan kepercayaan dari Allah SWT untuk memikul tanggung jawab amanah harta benda. Karenanya ia harus disyukuri sebab jika mampu memikulnya, pahala yang amat besar menanti.
Kedua, harta adalah amanah dari Allah yang harus dipertanggungjawabkan. Di balik harta melimpah, ada tanggung jawab dan amanah yang mesti ditunaikan. Harta yang tidak dinafkahkan di jalan Allah akan menjadi kotor, karena telah bercampur bagian halal yang merupakan hak pemiliknya dengan bagian haram yang merupakan hak kaum fakir, miskin, dan orang-orang yang kekurangan lainnya.
Firman Allah SWT dalam surah at-Taubah (9) ayat 103,
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Ketiga, harta adalah bekal beribadah. Kekayaan adalah salah satu sarana ibadah. Ia bukan hanya menjadi ibadah kala dinafkahkan di jalan Allah, ia bahkan sudah bernilai ibadah kala manusia dengan ikhlas mencari nafkah untuk keluarganya dan selebihnya untuk kemaslahatan umat. Jika harta dipergunakan sebaik-baiknya, pahala yang amat besar menanti. Namun jika tidak, siksa Allah amatlah pedih.
Demikianlah, semoga kita tergolong orang-orang yang pandai menyikapi harta benda sesuai dengan ketentuan-Nya. Aamiin.
Ditulis oleh Ketua Dewan Pembina Sinergi Foundation, Prof. KH. Miftah Faridl.
Tips Memilih Klinik Kecantikan Terbaik untuk Perawatan Kecantikan Anda
16 Sep 2022 | 847
Memilih klinik kecantikan terbaik sangat penting untuk anda ketahui, karena pada saat mau pergi ke klinik kecantikan anda harus mendapatkan pelayanan terbaik dan aman. Tentu saja dengan ...
Tips Olahraga Sambil Bekerja di Rumah
27 Sep 2021 | 978
Bekerja di rumah saja bukan menjadi alasan untuk tidak berolahraga. Apalagi di saat pandemi, tubuh perlu tetap sehat untuk menjaga imunitas tubuh. Atlit Olimpiade Inggris sekaligus ...
Proyek Food Estate Gagal Hanya Berdampak Buruk Terhadap Lingkungan
1 Feb 2024 | 369
Pemerintah Indonesia sejak 2023 telah mengumumkan proyek Food Estate senilai Rp 108.8 triliun dikelola oleh Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan ...
Kurikulum Terpadu di SMA Islam Al Masoem Bandung: Mengintegrasikan Pendidikan Agama dan Umum
8 Jul 2024 | 233
SMA Islam Al Masoem Bandung merupakan salah satu SMA boarding di Bandung yang dikenal sebagai pesantren modern di Bandung. Dengan implementasi kurikulum terpadu, sekolah ini berhasil ...
PAFI Kota Batauga Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Lebih Baik Bagi Masyarakat
6 Jul 2024 | 309
Kesehatan adalah aspek yang penting dalam kehidupan masyarakat, sehingga peran tenaga farmasi sangat penting untuk memastikan pelayanan kesehatan berjalan dengan baik. Ahli Farmasi ...
Asuransi Membantu Mengurangi Dampak Finansial
10 Jul 2024 | 406
Asuransi adalah masih banyak masyarakat yang meremehkan pentingnya asuransi dengan beberapa alasan. Kurangnya pemahaman tentang manfaat dan perlunya asuransi, dan persepsi bahwa premi yang ...