
Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, merupakan wilayah dengan kerawanan bencana yang tinggi, banjir tahunan, tanah longsor saat musim hujan, serta kebakaran lahan. Kejadian bencana ini memerlukan repons cepat dan data akurat.
Menyikapi kondisi tersebut, BPBD Langkat meluncurkan inovasi digital berupa platform bernama SITABA (Sistem Informasi Tanggap Bencana), yang bisa diakses lewat alamat https://ekinerja.langkatkab.go.id/sitaba/.
Platform ini dirancang untuk menyajikan informasi real-time tentang kejadian bencana di setiap wilayah kapubaten, mulai dari kronologi, lokasi, tingkat kerusakan, hingga status penanganan. Dampaknya, percepatan koordinasi dan kejelasan peran bagi patugas serta masyarakat.
SITABA menyajikan berbagai modul penting yang menjadikannya platform komprehensif:
Menampilkan data terbaru berupa tanggal, jenis bencana (tanah longsor, banjir, kebakaran lahan), lokasi, daerah kecamatan, dampak, dan status penanganan. Misalnya, pada 25 Mei 2025 terjadi longsor di Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingai, dengan dua rumah rusak dan satu jalan tertutup.
Data geolokasi visual ditampilkan pada peta digital, memudahkan pemahaman masyarakat dan petugas logistik atau evakuasi, fitur ini menjadi kekuatan utama SITABA dibandingkan sistem konvensional.
Warga bisa langsung melaporkan kejadian lewat portal SITABA, lengkap dengan waktu, lokasi, dan bukti dokumentasi seperti foto serta koordinat GPS.
Informasi mengenai posko siaga, lokasi, jam operasional, hingga personel pendukung tersedia di platform, membantu respons cepat bersama instansi lain.
Memuat nomor penting seperti BPBD, rumah sakit rujukan, pemadam, dan polisi, sehingga masyarakat tidak perlu mencari informasi di tempat lain saat situasi darurat.
Platform menyediakan materi kampanye dan informasi kesiapsiagaan berupa infografis dan pansuan ringkas, misalnya evakuasi mandiri dan tertolongan pertama, disesuaikan dengan jenis bencana.
Pada kasus tanah longsor di Desa Telagah (25 Mei 2025), laporan melalui SITABA diterima segera dan memicu evakuasi BPBD dalam hitungan jam. Respons cepat ini terjadi juga saat banjir di kelurahan Hinai. Ambulans dan bantuan logistik tiba kurang dari satu hari setelah laporan diterima.
Semua pihak bisa memantau status penanganan dengan jelas, apakah proses lewat fase evakuasi, rehabilitasi, atau selesai. Informasi ini mengurangi spekulasi, meningkatkan kepercayaan publik.
Dengan fitur pelaporan aktif, masyarakat berubah dari sekadar penerima layanan menjadi pelapor dan bagian dari sistem tanggap bencana, sekaligus menumbuhkan kesadaran dan literasi kebencanaan.
Data real-time dari SITABA memudahkan instansi seperti BPDB, PMI, TNI/Polri, kebakaran hutan, bahkan media berita untuk menyusun respon terkoordinasi lebih cepat dan strategis.
Sebelum era digitalisasi, pelaporan bencana di Langkat sering tertunda karena prosedur manual dan birokrasi. Orang harus menyampaikan ke kecamatan atau via telepon sehingga data lambat masuk. SITABA menjembatani hal ini dengan palporan langsung, pemetaan otomatis, dan respons seketika.
SITIBA tentu bukan solusi sempurna. Beberapa isu yang masih harus diatasi:
Di pedalaman Langkat, sinyal sering lemah atau tidak tersedia. Solusinya: optimasi aplikasi agar ringan dan bisa berjalan minimal, serta kolaborasi dengan operator untuk memperluas jangkauan jaringan.
,eski ringan, antarmuka tetap butuh pemahaman dasar penggunaan website. BPBD perlu perkuat program edukasi lewat lokakarya, video, atau sosialisasi ke desa-desa.
Versi saat ini berbasis web, pengembangan aplikasi mobile dengan notifikasi real-time bisa meningkatkan efektivitas saat tanggap darurat.
Menambahkan fitur interaktif seperti chat bot, sistem rating posko, atau laporan tambahan pasca bencana dapat membuat SITABA lebih responsif dan user-friendly.
Dengan integrasi teknologi dan partisipasi masyarakat, SITABA Langkat menjadi salah satu sistem digital kebencanaan percontohan tingkat kabupaten. Kalau dikembangkan lebih lanjut, termasuk integrasi lintas instansi seperti Dinas Sosial atau Kementrian PURP, ini bisa menjadi model sistem tanggap bencana terpadu di seluruh Indonesia.
Invoasi SITABA di Kabupaten Langkat memperlihatkan bahwa teknologi informasi bisa menjadi alat utama dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan respons bencana.
SITABA bukan sekadar website, ia mewakili komitmen pemerintah dalam reformasi pelayanan publik digital dan proteksi warga di tengah ancaman bencana. Dengan websitenya https://ekinerja.langkatkab.go.id/sitaba/. Platform ini memiliki potensi besar untuk tumbuh menjadi sistem tanggap bencana nasional berbasis daerah.
Segera Klik Disini untuk Mendapatkan Kupon Promo Lengkap dan Gratis
18 Des 2021 | 1657
Di era digital seperti sekarang ini hampir semua masyarakat Indonesia menggunakan situs belanja online untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya. Sekarang ini sudah banyak situs belanja ...
Sungguh-sungguh Waktu Muda, Tua Memetik Buah ​
25 Sep 2022 | 743
Al-Qurthubiy rohimahullah berkata: ​“Sesungguhnya manusia itu apabila diberi umur panjang, dan menjadi tua renta, sungguh (pada hakikatnya) ia dalam keadaan berkurang, ...
Mau Hasil Kontesmu Diakui? Ini Jurus Jitu Jasa Vote Aktif Bikin Partisipasi Lebih Hidup!
25 Apr 2025 | 276
Kontes atau lomba online semakin marak di dunia digital. Tidak sedikit di antara kita yang berharap hasil kontes yang kita ikuti diakui dan mendapatkan perhatian lebih. Namun, tahukah kamu ...
Keterlibatan Tim dalam Menjalankan Pemasaran Media Sosial Efektif
9 Apr 2025 | 131
Pemasaran media sosial telah menjadi bagian integral dari strategi pemasaran digital banyak perusahaan. Dalam menjalankan kampanye pemasaran yang sukses, keterlibatan tim marketing ...
PSSI Mulai Cicil Utang Rp 70 Miliar
14 Jun 2024 | 503
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) akhirnya mengambil langkah untuk mulai membayar utang sebesar Rp 70 miliar yang telah lama terhutang. Utang tersebut diketahui merupakan hasil ...
5 Tips Liburan Aman di Negara Tujuan Impianmu di Tengah Wabah Virus Melanda
8 Apr 2020 | 1175
Dunia kini sedang dilanda kekhawatiran pasca menularnya Virus Corona (Covid-19). Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan virus ini sudah tercatat sampai 30 ribu lebih kasus dan memakan ...