4 Tips supaya Anak Semangat Ibadah Ramadan di Rumah

Oleh Writer, 23 Apr 2020
Di musim pandemi Covid-19, Majelis Ulama Indonesia menghimbau guna beribadah di rumah saja di bulan suci Ramadan. Termasuk tidak terdapat buka puasa bareng, salat tarawih, iktikaf di masjid untuk menghindari kerumunan orang yang berpeluang penyebaran Covid-19.

Tidak bisa disangkal, suasana pandemi Covid-19 merupakan waktu yang berat buat seluruh orang, tidak terkecuali anak-anak. Transformasi pola hidup yang berlangsung dengan cara tiba-tiba pasti akan menimbulkan beragam pengubahan dalam kehidupan setiap hari.

Semua keluarga jadi bergabung seharian. Kegiatan biasa yang umumnya dikerjakan di luar rumah seperti sekolah, bekerja, belanja, berolahraga dan lain-lain, kini jadi mesti dikerjakan di rumah dengan cara yang berlainan. Untuk anak-anak usia dini pasti masalah ini bukan menjadi perkara yang gampang.

Tidak urung, keluhan psikologis anak yang banyak diberitakan selama di rumah pun ialah rasa frustrasi dan kebosanan lantaran minimnya interaksi sosial dengan teman sebaya, tuntutan sekolah secara online yang berat sampai menurunnya ruang pribadi di rumah.

Dapat kita pikirkan dalam sebulan anak kita menjalani menyesuaikan diri pada demikian banyak hal: belajar di rumah memakai PC/laptop ataupun gadget, tidak bermain dengan teman-temannya di sore hari, prei aktivitas ekstrakurikuler, tidak keluar rumah di akhir minggu, dan menyaksikan banyak orang dewasa di rumah seharian tetapi tidak dapat diajak beraktifitas terus menerus.

Menyongsong Ramadan berikut TigaPagi berbagi panduan atau tips supaya anak antusias menjalankan ibadah selama di rumah.

1. Terangkan dengan memakai bahasa yang gampang mereka mengerti, apa sebenarnya Ramadan tersebut. Ingatlah buat senantiasa menerangkan konsep-konsep yang sulit diselaraskan dengan taraf kemajuan anak. Misalnya waktu mengarahkan arti dan gerakan salat yang pas, dapat diawali dengan wudhu bareng kemudian disertai salat berjamaah.

2. Terangkan berbagai aktivitas penting yang akan dijalankan oleh keluarga seperti sahur mendekati terbit fajar, jangan makan dan minum seharian, dan berbuka puasa waktu maghrib datang.

3. Janganlah lupa guna menyebarkan rasa suka dan senang dalam menyongsong Ramadan. Rutinitas melakukan puasa anak pasti berlainan dari satu anak ke anak lain.

4. Jadikanlah aktivitas sahur, puasa dan berbuka puasa jadi mengasyikkan. Kita harus bersabar waktu anak belajar puasa. Tawarkan berbagai cara yang menjadikan anak merasa bisa  melaksanakannya.

Ingatlah kalau anak-anak itu belajar, khususnya dengan jalan melihat serta meniru. Bila kita hendak ada beberapa perilaku mudah dan baik yang akan kita ajarkan pada anak, maka orang tua mesti melaksanakannya supaya dapat dilihat oleh anak.

Pembangunan suatu sikap baru pasti butuh proses dan waktu, maka berartinya repetisi ataupun pengulangan. Sajikan aktivitas yang lumayan memikat tetapi tidak meletihkan guna menjadikan anak tidak demikian membayangkan rasa lapar dan haus.

Sebelum tidur ingatkan kalau kita semuanya akan bangun lebih pagi buat makan sahur. Kemudian, sore hari mendekati berbuka ikutsertakan mereka buat menyiapkan buka puasa.

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

 
Copyright © TigaPagi.com
All rights reserved