Indonesia begitu kuat dalam kebudayaan. Demikian pula dengan kain-kain etnik nusantaranya yang sangat beragam. Semua motif kain nusantara punya arti yang bagus, juga memiliki ciri dalam setiap motifnya. Keindahan motif-motif tersebut menjadi pemicu para perancang/desainer busana untuk berkreasi dengan kain nusantara menjadi aneka busana.
Dengan mengenakan busana yang terbuat dari kain etnik, busana menjadi tak sekadar sebagai kebutuhan sandang tetapi memiliki nilai tambah sebagai alat untuk melestarikan kebudayaan bangsa.
Tenun buna merupakan istilah di daerah Timor Tengah Utara yang memiliki maksud teknik saat menenun, yakni, benang diwarnai terlebih dahulu sebelum ditenun membentuk corak atau motif pada kain. Para ibu di NTT yang ahli menenun memang memiliki ragam teknik untuk membuat kain.
Kain tenun NTT selalu hadir dalam tiga bentuk, sarung, selimut, dan selendang. Ketiganya dibedakan dari ukuran. Ukuran selimut tentu paling besar dengan ciri khas ada rumbai di kedua sisinya. Sementara kain sarung berukuran lebih pendek, melihat namanya, kain ini disambung atau dijahit dan biasa dipakai sebagai pakaian harian masyarakat NTT. Terakhir, selendang, memiliki ukuran paling kecil biasa dipakai di kepala. Ini yang biasa menjadi cendera mata khas NTT.
Kain tenun memang memikat. Sebetulnya, sudah sejak ratusan tahun lalu hadir di NTT sebagai bagian dari khasanah kain nusantara. Akan tetapi, dalam tren fashion nasional, kepopuleran kain tenun terbilang naik turun. Saat ini, tenun NTT tengah kembali booming setelah batik.
Nah bagaimana mengenali kain tenun yang asli?
Antara lain, kain tenun ikat tidak simetris dari ujung ke ujung. Itu karena saat proses menenun biasa terjadi penciutan. Paling terlihat pada jenis sarung. Saat pertemuan dua ujung, akan terlihat ketidaksimetrisannya.
Ciri lain adalah ukurannya yang tidak terlampau lebar. Kain tenun asli buatan tangan biasanya berukuran tak lebih dari 180 cm. Itu karena alat tenun hanya mampu menenun selebar itu. Dan biasanya dalam satu lembar kain tenun itu terdiri atas tiga kain yang ditenun masing-masing baru disambungkan.
Apabila Anda sudah memiliki kain tenun atau busana dari kain tenun, sebaiknya memperhatikan beberapa tips berikut ini. Pertama, kain tenun hanya boleh di-dry clean. Kedua, tidak disetrika, kecuali bagian bahan kain lainnya. Ketiga, selalu menaruh kamper atau kapur barus saat menyimpan kain tenun karena rawan rayap.
Berwisata di Taman Balai Kota Bandung
24 Des 2019 | 1178
Taman kota di Bandung yang memiliki wajah baru adalah Taman Balai Kota. Dinamai demikian karena berada satu kompleks dengan gedung Pernerintahan Kota Bandung. Gedung Balai Kota memiliki ...
Daihatsu Pelopor Mobil Kecil yang Ramah Lingkungan dan Harga Terjangkau
23 Maret 2023 | 490
Daihatsu adalah produsen mobil Jepang yang sudah berdiri sejak tahun 1907. Perusahaan Daihatsu telah menghasilkan banyak macam mobil, termasuk mobil kecil, kendaraan komersial dan kendaraan ...
Lembang Park and Zoo Tak Sekadar Kebun Binatang Biasa
13 Jan 2020 | 1865
Lembang Park and Zoo berada di sebuah lahan seluas 20 hektare di suasana sejuknya pegunungan area Kabupaten Bandung Barat di bagian Utara. Untuk datang ke lokasi ini Anda akan menempuh ...
Program Kelas Karyawan di Ma'soem University: Solusi Tepat bagi Pekerja
31 Jul 2024 | 102
Menghadapi tuntutan dunia kerja yang semakin tinggi, banyak profesional di Bandung yang mencari cara untuk terus meningkatkan kualifikasi dan keterampilan mereka tanpa harus ...
Peran PAFI dalam Solusi Pemerataan Layanan Kesehatan
30 Jun 2024 | 224
Penyebaran layanan faskes yang tidak merata hingga sampai ke daerah-daerah terpencil selalu menjadi hambatan dalam memenuhi hak kesehatan masyarakat. Kondisi ini menjadi pertimbangan ...
Benarkah Makanan Bisa Menyebarkan Virus Corona?
27 Maret 2020 | 1242
Instruksi ketat untuk karantina diri sudah disahkan di mayoritas negara terkena virus corona (Covid-19). Hal itu untuk mengontrol angka kejadian penularan yang kian bertambah. Beberapa ...