Autis merupakan salah satu gangguan perkembangan yang cukup berat. Artinya, dapat memengaruhi seluruh aspek perkembangan jika tidak ditangani dengan tepat. Aspek perkembangan yang terhambat biasanya menyangkut aspek kognitif, sosioemosional, dan komunikasi. Jadi, kita harus menyiapkan diri, menerima kenyataan dengan besar hati, bahwa anak akan tertinggal di aspek-aspek tersebut di atas bila dibandingkan dengan anak lain seusianya. Selain itu, orang tua dan keluarga yang mengasuh dituntut untuk mampu mengatasi tekanan psikologis yang dirasakan sehingga dapat mengurangi rasa frustrasi yang mungkin muncul ketika mengasuh anak autis.
Di sisi lain harus pula diketahui bahwa autisme bukanlah “vonis mati”. Meskipun memliliki berbagai hambatan perkembangan, seperti anak lain umumnya, ia juga memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Termasuk kemampuan berkomunikasi dan sosialisasinya. Hanya, perkembangannya tidak akan secepat proses pada anak yang tidak memiliki hambatan. Jika anak lain begitu mendengar percakapan orang-orang di sekelilingnya, dengan cepat ia menangkap mulai suku kata, dan kemudian kalimat. Tidak demikian halnya dengan anak autis yang mengalami hambatan berbicara. Oleh karena itu anak autis membutuhkan stimulasi lebih banyak dan rentang waktu lebih panjang agar mampu mengejar ketertinggalannya dibandingkan dengan anak lainnya.
Sikap realistis orang tua dalam menangani anak sangat menentukan. Setelah berkonsultasi dengan ahli, seharusnya orang tua menjadi lebih tahu hal-hal apa yang dapat dikembangkan anak dan hal-hal apa yang kemungkinan perkembangannya masih membutuhkan “perjuangan”. Misalnya, ketika anak diikutkan terapi bicara dan secepatnya anak mampu menyusun kalimat, tentunya hal ini sangat tidak realistis meskipun dalam kasus-kasus tertentu mungkin saja terjadi. Hal yang perlu dicamkan adalah terapi apa pun yang diberikan pada anak autis, bukan merupakan solusi yang instan.
Di sisi lain, tentunya kita tidak perlu putus harapan. Penelitian mengenai autisme terus-menerus dilakukan dan setiap saat ditemukan hal-hal baru yang dapat menambah pemahaman kita mengenai anak autis. Terobosan-terobosan baru mengenai terapi autis, terbuka kemungkinan gangguan ini dapat “disembuhkan”.
Penelitian awal Kanner, contohnya, sekitar 11-12 persen anak-anak penyandang autisme ternyata setelah dewasa mampu berfungsi layaknya orang dewasa normal. Padahal, mereka hampir tidak menerima intervensi atau dukungan terarah. Temuan ini membesarkan harapan, bahwa dengan intervensi dan edukasi khusus, jumlah penyandang autisme yang berfungsi normal di masyarakat dapat terus jumlahnya. Banyak contoh kasus anak yang semula didiagnosis autis, dapat berperilaku normal setelah menjalani serangkaian terapi secara intensif dan optimal.
Akan tetapi, kita pun harus realistis, bahwa “kesembuhan” pada autis pun sangat bergantung pada segi hambatannya, sehingga kita sebagai orang tua akan mampu mengukur dengan berkonsultasi pada ahli, untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya mengenai anak kita.
Secara klinis, seorang penyandang autisme dinyatakan sembuh bila tidak tampak menunjukkan perilaku autisnya. Akan tetapi, walau sudah dinyatakan sembuh, jangan pula berharap terlalu besar untuk sembuh total karena autisme biasanya menyisakan gejala sisa. Gejala sisa ini biasanya berbeda pada setiap orang, bergantung pada hal yang menjadi faktor keterpakuannya.
Kesembuhan gangguan autisme tidak serta merta membuat anak menjadi terampil berkomunikasi dengan lancar, seperti anak umumnya. Yang penting dipahami, perilaku maupun aktivitasnya tidak dianggap terlalu berbeda / ganjil oleh lingkungannya.
Dari berbagai penelitian terungkap, salah satu faktor yang memengaruhi kemungkinan “sembuh” autisme, adalah mereka yang memiliki IQ rata-rata dan kemampuan komunikasi yang ditunjukkan pada saat anak berusia 5-6 tahun, akan membantu proses anak dalam perkembangannya.
6 Tips Agar tak Galau Gunakan Dress
21 Des 2019 | 856
Ingin mengeluarkan sisi feminin? Pemakaian dress atau gaun bisa jadi pilihan yang tepat. Berbeda dengan kebanyakan fashion item lain yang androgini, dress atau gaun sangat khas menonjolkan ...
Taman Sejarah Bandung, Mengenal Sejarah Kota Bandung Sambil Rekreasi dan Edukasi
25 Des 2019 | 1120
Yang lebih menarik perhatian, bukan sekadar taman yang asri dan penuh bunga, juga dibuat tematik. Salah satunya adalah Taman Sejarah Bandung. Konsep taman yang ramah anak, tematik, serta ...
Tata Cara Wanita Muslimah Berdandan yang Baik
8 Feb 2023 | 200
Fitrah wanita adalah selalu ingin terlihat cantik, menyukai perhiasan dan hal-hal yang gemerlap. Tetapi wahai muslimah ada beberapa peringatan yang harus diperhatikan berkaitan dengan ...
5 Hal Ini Bisa Anda Lakukan untuk Mencegah Kanker
7 Maret 2020 | 818
Dunia telah memperingati Hari Kanker pada 4 Februari silam. Berdasarkan World Health Organization, ada kira-kira 9,6 juta orang meninggal akibat penyakit kanker pada tahun 2018, yang ...
Bean Bags, Secondary Item Perlengkapan Dekorasi Rumah yang Multifungsi
23 Jan 2020 | 1091
Bean bags atau bantal yang berisi butir styrofoam, banyak digunakan untuk mencairkan suasana sebuah ruangan. Bentuknya yang ”tak ajek" membuat bean bags menjadi teritori paling ...
Kemenag Tutup Pesantren HW di Bandung
10 Des 2021 | 858
Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bandung, Jawa Barat, mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk membekukan izin operasional lembaga pendidikan di mana terdapat kasus pelecehan ...