Mengintip Gaya Kasual Kebaya Encim
Oleh Admin, 20 Des 2019
Kebaya selama ini sering diasosiasikan dengan penampilan formal seperti untuk menghadiri undangan pernikahan, acara makan malam, atau perhelatan wisuda. Namun, mengapa tak mengenakannya juga dalam balutan gaya kasual?
Kebaya encim adalah salah satu jenis kebaya yang memungkinkan terjadinya perpaduan itu. Dengan desain bordir yang cantik, kebaya encim bisa dipadupadankan untuk mendapatkan penampilan yang santai dan kasual. Apalagi, dengan material katun yang menyerap keringat. Tinggal padukan dengan jeans atau rok yang kasual, tampilan santai bisa didapatkan.
Eits, tunggu dulu! Jika ingin terlihat lebih trendi, jangan lupakan untuk memadukannya dengan sneakers. Elegan sekaligus sporty.
Di zaman sekarang, orang tidak lagi memandang kebaya sebagai pakaian formal saja. Untuk pakaian sehari-hari pun banyak digemari. Untuk menjadikannya busana sehari-hari yang kasual, syarat utamanya yaitu material yang adem dan menyerap keringat. Pilihannya biasanya akan jatuh pada material katun karena paling pas dikenakan sehari-hari.
Gaya yang paling banyak dipilih yaitu padu padan kebaya encim dengan skinny jeans berwarna biru, abu-abu, atau putih. Penggunaan rok dan kulot juga bisa dilakukan, sesuai dengan final look yang diinginkan.
Jika ingin mendapatkan tampilan yang lebih formal, tinggal padukan dengan kain batik yang serasi dengan kebaya encim. Uniknya, meskipun dikenakan bersama kain batik, kebaya encim juga bisa memberikan penampilan kasual.
Pilih bawahan batik yang memiliki cutting asimetris atau padukan dengan sneakers. Untuk mendapatkan tampilan yang kasual, kebaya encim berlengan pendek atau bahkan kutung (tanpa lengan), menjadi pilihan yang paling tepat. Bagi pengguna hijab, penggunaannya tinggal dilengkapi dengan manset atau kaus inner.
Akulturasi budaya
Menilik sejarahnya, kebaya sebenarnya pertama kali tercatat oleh Sir Thomas Stamford Bingley Raffles, Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 1817. Dia juga menulis buku History of Java. Sejak itu kebaya mengalami berbagai akulturasi hiagga mencapai bentuknya yang kekinian.
Salah satunya adalah kebaya encim yang merupakan hasil akulturasi antara budaya peranakan Tionghoa, Betawi, dan beberapa budaya lain di tanah air. Keberadaannya dipicu oleh kedatangan imigran Tionghoa ke Asia Tenggara (termasuk Indonesia), untuk kepentingan perdagangan di abad ke-15.
Mereka kemudian menikahi perernpuan pribumi yang kala itu menggunakan kebaya sebagai busana sehari-hari. Perempuan yang menikahi pria Tionghoa sering disebut "nyai". Para nyai kemudian mengenakan kebaya yang dipadukan dengan gaya Tionghoa.
Perkembangan kebaya encim juga mendapatkan pengaruh dari kebaya "nyonya" yang berkiblat dari Belanda. Bedanya, perempuan Belanda yang tinggal di Indonesia saat itu mengenakan kebaya dengan material krinolin khas Victorian yang rapat dan tebal.
Kebaya encim kekinian kian berkembang dengan model dan desain yang energik. Misalnya. banyak pula ditemukan kebaya encim yang menyatu di bagian depan atau berbentuk 2 pieces sebagai vest.
Meskipun demikian, tampilan klasik yang dimiliki pun tetap terjaga. Bordir cantik berbagai motif dan warna pun tetap menjadi ciri khas kebaya encim. Motif bordirnya kian beragam. Bordir yang berwarna kontras dengan warna dasar kebaya semakin terlihat atraktif.
Yang paling banyak disukai adalah motif bordir binatang seperti burung hong, merak, dan ikan koi. Untuk bunga, misalnya anggrek, mawar, dan bunga herbras.
Artikel Terkait
Artikel Lainnya