Digitalisasi Penanggulangan Bencana: SITABA Kabupaten Langkat

Oleh Admin, 12 Jul 2025
Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, merupakan wilayah dengan kerawanan bencana yang tinggi, banjir tahunan, tanah longsor saat musim hujan, serta kebakaran lahan. Kejadian bencana ini memerlukan repons cepat dan data akurat.

Menyikapi kondisi tersebut, BPBD Langkat meluncurkan inovasi digital berupa platform bernama SITABA (Sistem Informasi Tanggap Bencana), yang bisa diakses lewat alamat https://ekinerja.langkatkab.go.id/sitaba/.

Platform ini dirancang untuk menyajikan informasi real-time tentang kejadian bencana di setiap wilayah kapubaten, mulai dari kronologi, lokasi, tingkat kerusakan, hingga status penanganan. Dampaknya, percepatan koordinasi dan kejelasan peran bagi patugas serta masyarakat.

Fitur Unggulan SITABA

SITABA menyajikan berbagai modul penting yang menjadikannya platform komprehensif:


Laporan Bencana Aktual


Menampilkan data terbaru berupa tanggal, jenis bencana (tanah longsor, banjir, kebakaran lahan), lokasi, daerah kecamatan, dampak, dan status penanganan. Misalnya, pada 25 Mei 2025 terjadi longsor di Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingai, dengan dua rumah rusak dan satu jalan tertutup.


Peta Interaktif


Data geolokasi visual ditampilkan pada peta digital, memudahkan pemahaman masyarakat dan petugas logistik atau evakuasi, fitur ini menjadi kekuatan utama SITABA dibandingkan sistem konvensional.


Pelaporan Masyarakat


Warga bisa langsung melaporkan kejadian lewat portal SITABA, lengkap dengan waktu, lokasi, dan bukti dokumentasi seperti foto serta koordinat GPS.


Posko dan Tim Tanggap Darurat


Informasi mengenai posko siaga, lokasi, jam operasional, hingga personel pendukung tersedia di platform, membantu respons cepat bersama instansi lain.


Kontak Darurat Terpadu


Memuat nomor penting seperti BPBD, rumah sakit rujukan, pemadam, dan polisi, sehingga masyarakat tidak perlu mencari informasi di tempat lain saat situasi darurat.


Edukasi Bencana


Platform menyediakan materi kampanye dan informasi kesiapsiagaan berupa infografis dan pansuan ringkas, misalnya evakuasi mandiri dan tertolongan pertama, disesuaikan dengan jenis bencana.

Dampak Positif dan Keunggulan


Kecepatan Respon


Pada kasus tanah longsor di Desa Telagah (25 Mei 2025), laporan melalui SITABA diterima segera dan memicu evakuasi BPBD dalam hitungan jam. Respons cepat ini terjadi juga saat banjir di kelurahan Hinai. Ambulans dan bantuan logistik tiba kurang dari satu hari setelah laporan diterima.


Transparansi Data


Semua pihak bisa memantau status penanganan dengan jelas, apakah proses lewat fase evakuasi, rehabilitasi, atau selesai. Informasi ini mengurangi spekulasi, meningkatkan kepercayaan publik.


Kultur Pastisipatif


Dengan fitur pelaporan aktif, masyarakat berubah dari sekadar penerima layanan menjadi pelapor dan bagian dari sistem tanggap bencana, sekaligus menumbuhkan kesadaran dan literasi kebencanaan.


Efisiensi Koordinasi Antar-instansi


Data real-time dari SITABA memudahkan instansi seperti BPDB, PMI, TNI/Polri, kebakaran hutan, bahkan media berita untuk menyusun respon terkoordinasi lebih cepat dan strategis.

Bandingkan dengan Metode Konvensional

Sebelum era digitalisasi, pelaporan bencana di Langkat sering tertunda karena prosedur manual dan birokrasi. Orang harus menyampaikan ke kecamatan atau via telepon sehingga data lambat masuk. SITABA menjembatani hal ini dengan palporan langsung, pemetaan otomatis, dan respons seketika.

Tantangan dan Kesempatan Pengembangan Selanjutnya

SITIBA tentu bukan solusi sempurna. Beberapa isu yang masih harus diatasi:


Keterbatasan Akses Internet


Di pedalaman Langkat, sinyal sering lemah atau tidak tersedia. Solusinya: optimasi aplikasi agar ringan dan bisa berjalan minimal, serta kolaborasi dengan operator untuk memperluas jangkauan jaringan.


Literasi Digital Masyarakat


,eski ringan, antarmuka tetap butuh pemahaman dasar penggunaan website. BPBD perlu perkuat program edukasi lewat lokakarya, video, atau sosialisasi ke desa-desa.


Fitur Mobile dan Notifikasi


Versi saat ini berbasis web, pengembangan aplikasi mobile dengan notifikasi real-time bisa meningkatkan efektivitas saat tanggap darurat.


Interaktivitas Pelaporan


Menambahkan fitur interaktif seperti chat bot, sistem rating posko, atau laporan tambahan pasca bencana dapat membuat SITABA lebih responsif dan user-friendly.


Menjadi Model Nasional


Dengan integrasi teknologi dan partisipasi masyarakat, SITABA Langkat menjadi salah satu sistem digital kebencanaan percontohan tingkat kabupaten. Kalau dikembangkan lebih lanjut, termasuk integrasi lintas instansi seperti Dinas Sosial atau Kementrian PURP, ini bisa menjadi model sistem tanggap bencana terpadu di seluruh Indonesia.

Kesimpulan

Invoasi SITABA di Kabupaten Langkat memperlihatkan bahwa teknologi informasi bisa menjadi alat utama dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan respons bencana.


Secara singkat, keunggulannya meliputi:
Pelaporan real-time oleh masyarakat pengguna
Visualisasi peta interaktif untuk analisis lokasi
Respons cepat dan koordinasi terpadu antar institusi
Transparansi informasi sehingga publik tahu status penanganan
Fasilitas edukasi bencana yang membangun kesadaran masyarakat


SITABA bukan sekadar website, ia mewakili komitmen pemerintah dalam reformasi pelayanan publik digital dan proteksi warga di tengah ancaman bencana. Dengan websitenya https://ekinerja.langkatkab.go.id/sitaba/. Platform ini memiliki potensi besar untuk tumbuh menjadi sistem tanggap bencana nasional berbasis daerah.

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

 
Copyright © TigaPagi.com
All rights reserved